KEPEMIMPINAN DALAM RAGAM BUDAYA, Part I

Minggu, 28 Februari 2010 , Posted by DIKLATPIM TIGA DEP PU 23 at 20.44

Dalam penyelenggaraan pemerintahan sebuah negara di manapun di dunia, memerlukan adanya unsur pemimpin disamping unsur lain seperti wilayah dan rakyat yang dipimpin. Sejarah kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan 17 Agustus 1945 lalu, telah melalui perjuangan panjang bangsa yang telah mengorbankan jiwa dan raga yang besar untuk itu, karena selama 3,5 abad lebih bangsa penjajah selalu ingin kembali menjajah negara kita yang kaya raya dan indah.

Wilayah yang sangat strategis dan terbentang diantara dua benua dan dua lautan luas, terdiri dari 17.058 buah pulau besar dan kecil (data Bakorsurtanal) dan dihuni oleh lebih ratusan suku bangsa atau etnis yang tersebar diantara Sabang dan Merauke. Sedangkan dalam kehidupan rakyat Indonesia sehari hari memiliki berbagai ; agama dan adat istiadat atau budaya, bahasa daerah yang sangat beragam dan berbeda satu sama lain.

Jumlah penduduk saat ini mencapai 220 juta lebih dan merupakan Negara keempat terbesar penduduknya d dunia. Penduduk dengan masyarakatnya yang sangat heterogen yang mendiami sekita 6000 buah pulau. Di lain pihak penduduk yang begitu besar dan majemuk tersebut memerlukan pemimpin yang kuat dan tangguh serta berada ditengah tengah keberagaman diantara berbagai suku, ras, agama, adat istiadat dan kebiasaan sehari hari.

Dipihak lain dalam tujuan negera untuk mensejahteraan masyarakat adil dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia saat ini masih dalam perjalanan cukup panjang. Masalahnya memerlukan semangat dan keinginan seluruh rakyat atas kepemimpinan yang baik di dalam keberagaman budaya tersebut. Dari zaman kezaman terjadi perubahan yang terjadi dalam perjalanan kehidupan bernegara dan berbangsa tersebut.

Perubahan lingkungan yang strategik dunia yang tidak dapat dihindarkan akibat kemajuan teknologi dan informasi tidak terbendung, baik dibidang sosial, ekonomi dan politik serta kebudayaan. Perubahan tersebut sangat mempengaruhi kepemimpinan dan organisasi publik sebuah Negara termasuk Indonesia. Sejarah telah menunjukkan bahwa sejak kemerdekaan terjadi banyak perubahan sosial politik dan perekonomian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perubahan tersebut yang kita sayangkan adalah memperlambat pencapaian tujuan masyarakat adil dan makmur seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

Disinilah masalah kepemimpinan memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan Negara tersebut di atas. Karena keuatan organisasi publik terletak pada beberapa kekuatan antara lain ; proses interaksi pada kekuatan hubungan pribadi/kelompok, mutu pola pikir serta kekuatan tata nilai (budaya) yang diterima oleh masyarakat dalam organisasi tersebut.

Pola pikir dan paradigma yang demikian terletak pada pemimpin dalam ragam budaya yang sangat mempunyai peran penting. Karena keragaman budaya dalam era tertentu mewarnai tata budaya, tata ekonomi, tata hukum, tata politik, setiap Negara. Didalam era globalisasi ini persaiangan akan semakin kuat dan bersifat regional dan global yang memerlukan kepemimpinan dalam keragaman budaya mercerminkan nilai nilai dan karakteristik ;

  1. Mencerminkan diri dalam pribadi yang memiliki visi yang kuat.
  2. Beroreantasi untuk menghasilkan kinerja organisasi yang bermutu tinggi.
  3. Menyelaraskan pembagian konpensasi dengan tingkat kinerja.
  4. Menciptakan mitra kerja atau kolaborasi dengan tingkat intensitas dan mutu yang tinggi atau kemampuan mengembangkan jaringan (networking).
  5. Menekankan ketinggian etika kerja.
  6. Kecermatan dalam perencanaan.

Dalam tujuan pembelajaran ini diharapkan tercapai pemahaman dan pengertian serta pelaksaaan masalah kepemimpinan yang tepat dalam keragaman dalam organisasi dan masyarakat Indonesia (budaya).

Pengertian Budaya
Kata Budaya dalam pengertian harfiah, sering diterjemahkan istilah bahasa Inggris yaitu Culture yang berasal dari bahasa Latin Colore yang berarti mengerjakan tanah, mengelola dan memelihara ladang (Soerjanto Puspowardoyo, 1993). Pengertian ini jelas berbau agraris pada masa tersebut dan kemudian diterapkan kedalam hal-hal yang bersifat rohani (Langeveld, 1993).

Oleh Ashley Montague dan Christopher Dawson (1993) mengartikan culture sebagai way of life atau cara hidup tertentu dengan memancarkan identitas suatu bangsa tertentu. Istilah culture ini sering diterjemahkan menjadi kebudayaan atau peradaban. Dalam bahasa Arab disebut akhlak atau budi dalam bahasa Indonesia.

The American Heritage Dictionary (Kotter dan Hescett 1992) mendefinisikan budaya sebagai keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan meleluikehidupan sosial, seni, agama, kelembagaan dan segala hasil karya dan pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia.

Istilah culture sering juga diterjemahkan menjadi kebudayaan atau peradaban atau budi dalam bahasa Arab disebut Akhlak. Budaya membuat orang-orang dalam etnis tertentu menjadikan kekhasan sendiri, seperti orang Jawa, orang Sunda, Orang Minang, Orang Melayu, dan lain-lain.

Ahli Belanda Geert Hofstede mengatakan bahwa budaya sebagai perangkat lunak (software) pikiran pemrogram sosial yang mengatur cara berfikir, bertindak dan mempersepsikan diri kita dari orang lain (Charles Mitcchel 2001)

Komponen–Komponen Budaya:

  1. Bahasa adalah kata kata yang terucap atau tertulis sebagai alat komunikasi dalam melakukan interaksi diantara manusia. Komunikasi verbal, non verbal, gerak gerik, bahasa tubuh, expresi wajah yang semua itu menyatakan pesan tertentu.
  2. Agama atau religi dalam budaya mempunyai pengaruh yang amat besar dalam melakukan berbagai kegiatan manusia. Dalam agama Islam sering muncul istilah Insya Allah yang mempunyai arti jika dikehendaki Tuhan. Demikian menunjukkkan kekuasaan Tuhan Yang Paling Tinggi disbanding manusia.
  3. Sikap yang saling bertentangan. Nilai nilai budaya mempunyai dampak terhadap kegiatan pengelolaan pemerintahan dan pembangunan. Dua perbedaan nilai yang paling mendasar untuk dipertimbangkan adalah apakah suatu budaya menekankan pada individu seperti oleh bangsa Amerika contohnya. Atau kolektivisme seperti orang Cina dan lainnya. Nilai budaya tercermin dalam kehidupan sehari hari dalam kelompok (suku). Maka pemahaman budaya yang mendasar diantara kelompok ataupun suku akan sangat menimbulkan masalah, lebih lebih budaya/kebiasaan suatu kelompok bertentangan dengan kelompok lain. Dijumpai komponen lain seperti ; sopan santun, seni, pendidikan, humor, organisasi sosial

Dalam bahasa Indonesia istilah budaya berasal dari budi dan daya. Budi berarti akhlak, sedangkan daya berarti upaya atau usaha. Budaya merupakan upaya upaya manusia yang didasari atas budi yang luhur yang melahirkan konsep konsep bagaimana harusnya hidup (way of life) sehingga melahirkan adat istiadat, hukum, adab sopan santun, seni dan seterusnya sebagai pedoman hidup bermasyarakat.

Pengertian kebudayaan menurut DR.Muhammad Hatta adalah “Kebudayaan adalah ciptaan Hidup dari suatu bangsa. Dan menurut Prof.Zoemulder Kebudayaan adalah perkembangan terpimpin oleh manusia budayawan dari kemungkinan kemungkinan tenaga tenaga dalam alam terutama alam manusia, sehingga merupakan kesatuan yang harmonis.

Kelompok Kebudayaan

  1. Kebudayaan sebagai suatu system pengetahuan
  2. Kebudayaan sebagai system makna thd symbol symbol.

Kebudayaan adalah sebagai keseluruhan pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makluk sosial, yang isinya adalah perangkat-perangkat, model-model pengetahuan yang secara selektif dapat digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan yang dihadapinya, serta untuk mendorong dan menciptakan tindakan tindakan yang diperlukan.

Perilaku terbentuk sebagai resultante atau totalitas dari kebutuhan individu, usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan pengetahuan kebudayaan (pengetahuan masa lalu) yang dimilikinya. Kemudian dijadikan acuan untuk bertindak mencapai tujuan.

Kebutuhan individu, Pengetahuan kebudayaan, Upaya untuk memenuhi kebutuhan akan mempengaruhi perilaku dalam ekosistem Sosial budaya (fisik dan non fisik).

Unsur Kebudayaan adalah ;

  1. Sistem kepercayaan,
  2. Sistem Bahasa,
  3. Sistem Sosial,
  4. Sistem Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
  5. Sistem Perekonomian,
  6. Sistem Kekerabatan,
  7. Sistem Kesenian,
  8. Sistem Kesehatan dan sebagainya

Perbedaan antar budaya

  1. Bahasa sebagai alat komunikasi dalam pengalaman kelompok etnisnya.
  2. Sikap terhadap waktu akan berbeda, orang yang tinggal di desa dan orang yang hidup dalam lingkungan tradisionil disbanding dengan orang yang mengalami perubahan dalam memamfaatkan waktu secara cepat.
  3. Sikap terhadap pekerjaan, berbeda antar kelompok (etnis) yang hidup dalam kondisi tertentu dengan prinsip bahwa pekerjaan adlah sukses pribadi danharga diri. Dengan individu dari kelompok (etnis) yang mempunyai prinsip pekerjaan terikat dengan tuntutan sekeliling dan irama musim dimana mereka hidup.
  4. Sikap terhadap nasib/ketawakalan, dimana sikap bagi orang yang hidup dalam Norma-norma tertentu yang merupakan kehendak yang diatas (Tuhan). Mereka akan menerima nasib dan menyerahkan keadaan dirinya dengan segala kegembiraan dan keihlasan. Dalam filosofinya mereka hidup merasa tenang dan tanpa kegelisahan atau rasa iri hati atas kemajuan yang dicapai orang lain.
  5. Hubungan dengan kelompok lain, diperlukan interaksi dan hubungan dengan kelompok lain secara harmonis dan efektif sangat diperlukan. Seorang pimpinan yang bertangung jawab dalam mencapai tujuan organisasi harus mempu bergaul dan memiliki kemapuan tehnis dalam membina hubungan dengan kelompok lain atau bawahan.
  6. Sikap terhadap organisasi resmi, diperlukan asumsi bahwa individu dapat mengembangkan karir sesuai dengan kompetensi melalui organisasi. Maka budaya dapat diartikan sebagai system; gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dengan cara belajar (Kuntjaraningrat, 1986).

Bookmark and Share

Currently have 1 komentar:

  1. Komenk says:

    Tambah lg donk pembahasan mengenai kepemimpinan, dikaitkan dengan keadaan yg sekarang ada di lapangan, karena sekarang masyarakat slalu bilang "kita lagi krisis kepemimpinan"!!

Leave a Reply

Posting Komentar